PRAKERIN Cara Nikmat Menyantap Ilmu Wirausaha


Ilustrasi: Siswa SMK Tlogosari sedang mengikuti kompetensi kejuruan/ Doc. SMK Tlogosari

Pengalaman adalah sumber pengetahuan dan keterampilan yang bersifat pendidikan dan terintegrasi dalam tujuan pendidikan. Pengalaman diperoleh karena adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Oemar Hamalik
Pendidikan kejuruan yang dikembangkan di Indonesia diantaranya adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dimana pendidikan ini dirancang untuk menyiapkan peserta didik atau lulusan untuk siap memasuki dunia kerja dan mampu mengembangkan sikap profesional di bidang kejuruan. Lulusan pendidikan Kejuruan, diharapkan menjadi individu yang produktif yang mampu bekerja menjadi tenaga kerja menengah dan memiliki kesiapan untuk menghadapi persaingan kerja. Kaitannya dengan Pendidikan Kejuruan, Clarke & Winch (2007:62) menyatakan bahwa “vocational education is about the social development of labour, about nurturing, advancing and reproducting particular qualities of labour to improve the productive capacity of society”, secara bebas dapat diartikan, pendidikan kejuruan merupakan upaya pengembangan sosial ketenagakerjaan, pemeliharaan, percepatan dan peningkatan kualitas tenaga kerja tertentu dalam rangka peningkatan produktivitas masyarakat.
Henry Thompson dalam Berg (2002:45) menjelaskan tentang pendidikan Kejuruan sebagai berikut: Vocational education is “learning how to work”, ….vocational education has been an effort to improve technical competence and to raise an individual’s position in society through mastering his environment with technology. Additionally, vocational education is geared on the needs of the job market and thus is often seen as contributing to national economic strength.
Berg berpendapat bahwa pendidikan kejuruan itu identik dengan belajar bagaimana untuk bekerja, Pendidikan Kejuruan berupaya bagaimana untuk meningkatkan kompetensi teknik dan kompetensi seseorang dilingkungannya melalui penguasaan teknologi dan Pendidikan Kejuruan berkaintan erat dengan kebutuhan pasar kerja, oleh karena itu Pendidikan Kejuruan sering dipandang sebagai sesuatu yang memberikan konstribusi yang kuat terhadap ekonomi nasional. Untuk mencapai itu semua maka dunia pendidikan dan pengajaran di tingkat kejuruan hendaknya mulai didekatkan dengan dunia bisnis, dunia industri dan dunia kerja di lapangan secara terpadu. Apa yang telah dirintis dalam dunia kejuruan diharapkan mampu menjadi warna dasar kemampuan tingkat menengah di masyarakat secara luas.
Ilustrasi: siswa SMK Otomotif sedang Melakukan teknologi pada sepeda motor/Bisnis.com
Tamatan SMK sebenarnya bisa dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja level menengah. Pemerintah berusaha menggarap persiapan siswa SMK untuk bersaing dalam pasar tenaga kerja global melalui program praktik kerja industri di luar negeri. Menurut Hartini dalam jurnalnya menyebutkan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) didirikan untuk menciptakan sumber daya manusia yang siap kerja serta mampu menciptakan pekerjaan sesuai dengan keterampilan dan bakat yang dimilikinya. Namun kenyataan di lapangan menunjukkan banyak siswa lulusam SMK yang belum siap untuk berwirausaha, sebagian yang lain memilih bekerja dengan orang lain dan hanya sedikit yang memutuskan membuka usaha sendiri.
Ada beberapa penyebab siswa SMK banyak yang kurang siap membuka usaha sendiri setelah lulus, diantaranya kurangnya pengetahuan dalam berwirausaha, masalah permodalan, rendahnya motivasi diri, minimnya fasilitas dan prasarana praktek kewirausahaan disekolah yang dikelola secara profesional sebagai tempat untuk melatih dan mendekatkan siswa pada kondisi yang sebenarnya, serta kurangnya dukungan keluarga dan pengalaman yang dimiliki.
Menurut pendapat Brown dalam Wardaya dalam karyanya menyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran kewirausahaan yang diajarkan di sekolah, selama ini baru memperkenalkan konsep teori kewirausahaan, sebenarnya dalam proses pengajaran kewirausahaan harus diberikan keterampilan-keterampilan luas melalui pembentukan dan pengembangan pribadi dan mengasah kemampuan untuk membuat perencanaan yang inovatif peserta didik.
Faktor lain yang menentukan berhasil tidaknya siswa dalam proses belajar adalah motivasi belajar. Dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar. Seperti yang di kutip dari karyanya Akhimelita yang menjelaskan bahwa kebanyakan siswa di SMK kurang termotivasi untuk belajar kewirausahaan, padahal materi diklat kewirausahaan adalah sebagai bekal dasar untuk berwirausaha.
Ilustrasi: Tamatan SMK yang masih bekerja pada orang/Google.com
Permasalahan di atas tidaklah mudah untuk diselesaikan, butuh kerjasama semua pihak. Namun, kerjsama dengan industry mungkin bisa menumbuhkan semangata baru para siswanya. Konsep kemitraan sekolah dan industri terutama dalam hal prakerin menurut Griffiths & Guile dalam bukunya menjelaskan “… takes into account four interrelated practices of learning through work experience : acquiring theoretical knowledge, dialogic inquiry, boundary crossing and resituating knowledge and skill”. Terdapat empat hal yang saling berkaitan dalam pembelajaran dengan model pengalaman kerja yaitu penggabungan pengetahuan teori, pertanyaan dialog, lintas batas, dan perubahan pengetahuan dan keterampilan. Dengan kata lain siswa SMK membutuhkan yang namanya pengalaman nyata (Praktek Kerja Industri) yang bisa menggugah selera para siswa dalam nikmatnya berwirausaha. Seperti yang di jelaskan oleh Oemar Hamalik bahwa Pengalaman adalah sumber pengetahuan dan keterampilan yang bersifat pendidikan dan terintegrasi dalam tujuan pendidikan. Pengalaman diperoleh karena adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. .
Dengan demikian pengalaman praktik industri sangat membantu siswa SMK dalam meningkatkan kompetensinya baik secara kognitif, psikomotor maupun afektif. Siswa akan lebih menguasai materi yang diperoleh di sekolah apabila dipraktikkan pada situasi nyata. Keterampilan kerja pun dapat lebih baik apabila siswa dilatih untuk mengerjakan sesuai dengan kondisi nyata di dunia kerja. Dengan demikian pengalaman praktik industri dapat membantu kesiapan berwirausaha siswa. 
 Sugiyanto

PRAKERIN Cara Nikmat Menyantap Ilmu Wirausaha PRAKERIN Cara Nikmat Menyantap Ilmu Wirausaha Reviewed by Unknown on 16.19.00 Rating: 5

Tidak ada komentar

Random Posts